Definisi
Sebelum kita tahu apa itu produsen kita harus tahu dulu apa sih itu produksi.
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Orang atau
perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen.
Hak dan Kewajiban
sebelum kta mengetahui prilaku Prosuden ada baiknya kita mengetahui dulu apa sih hak dan kewajiban Produsen. Hak produsen antara lain :
- Hak untuk menerima uang pembayaran sesuai dengan kesepakatan
- Hak untuk menuntut konsumen apabila terjadi penipuan
alat pembayaran
- Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan pembelaan
apabila produk yang dijuak tidak terbukti berdampak negatif
Sedangkan kewajiban produsen antara lain :
- Memberikann informasi yang benar dan sesuai dengan
keadaan produk
- Melayani konsumen dengan baik karena " Pembeli
adalah Raja "
- Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang
ditawarkan merupakan produk yang aman dan layak untuk dikonsumsi
- Memberikan ganti rugi apabila produk yang dijual
berdampak negatif bagi konsumen
Prilaku Produsen
Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat dan menghasilkan laba.
Seorang produsen mempunyai satu masalah pokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas mereka mereka dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar. Oleh karena itu laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen. Seorang produsen dituntut untuk bisa membandingkan antara pengorbanan yang dilakukandengan hasil yang didapat. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku produsen:
- Mencari keuntungan dengan pemakaian modal seminimal
mungkin tapi dengan hasil semaksimal mungkin.
- Mematok biaya produksi berdasarkan tingkat harga barang
modal.
- Member potongan harga kepada konsumen yang membeli
produk dalam jumlah banyak.
- Tidak hanya menghasilkan barang atau jasa yang sesuai
kebutuhan, tetapi juga sesuai trend pasar saat ini.
- Member diskon besar-besaran untuk produksi yang sudah
lama mereka produksi.
- Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan
sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa
yang mereka jual.
Perilaku produsen
dilakukan semata-mata agar tidak merugikan produsen namun juga tidak
memberatkan konsumen. Dengan demikian daya konsumsi akan stabil karena antara
konsumen maupun produsen sama-sama saling membutuhkan.
Perilaku produsen dalam kegiatan perekonomian :
Perilaku produsen dalam kegiatan perekonomian :
- Bagi Masyarakat : Tanggung
jawab sosial produsen kepada masyarakat.
- Bagi Pemerintah : Produsen
merupakan partner untuk menjalankan tugas pemerintah dalam mewujudkan
tatanan masyarakat.
Perilaku
produsen dalam kegiatan produksi :
- Perencanaan : Faktual
dan realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen,komprehensi.
- Pengorganisasian : Dalam
pengorganisasian ini rencana dilakukan dalam sebuah dengan cara
mengkoordinasi.
- Pengarahan : Suatu
cara agar produsen bisa melakukan rencana dengan baik atau rencana bsa
terwujud.
- Pengendalian : Proses
pengontrolan yang dilakukan oleh produsen.
-PRODUSEN DAN
FUNGSI PRODUKSI
Produksi
adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau
dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang
produsen membutuhkan faktor – faktor produksi. Terdapat dua macam faktor
produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
1. Faktor produksi
asli
Yang termasuk
faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :
Alam.
Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang
tambang.
Tenaga kerja.
Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat
dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.
2. Faktor
produksi turunan
Yang termasuk
faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.
Fungsi
Produksi
Fungsi
produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output).
Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa
diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah
begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama
bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya
penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara
matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R,
C, T)
Dimana :
Q
= jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F
= symbol persamaan (function)
L
= tenaga kerja (labour)
R
= kekayaan alam (resources)
C
= modal (capital)
T
= teknologi (technology)
-PRODUKSI OPTIMAL
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ)
adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total
biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan
(set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya
minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya
persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
A.Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
B.Biaya modal (opportunity cost of capital)
C.Biaya keusangan
D.Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
E.Biaya asuransi persediaan
F.Biaya pajak persediaan
G.Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
H.Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut . Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
A.Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
B.Biaya modal (opportunity cost of capital)
C.Biaya keusangan
D.Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
E.Biaya asuransi persediaan
F.Biaya pajak persediaan
G.Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
H.Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
Pengertian
Ongkos
Ongkos adalah
kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat
output yang dihasilkan. Ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi guna memproduksi
output.
Macam-macam
ongkos sebagai berikut :
1. Total
Fixed Cost (Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang
tidak
dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh penyusutan, sewa, dsb.
2. Total
Variabel Cost (Ongkos Variabel Total) adalah Jumlah ongkos-ongkos yang
dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan. Contoh
ongkos bahan mentah, tenaga kerja, dsb.
3. Total
Cost (Ongkos Total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan
ongkos total variabel. TC = TFC + TVC
4. Averege
Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-Rata ) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada
setiap unit output.
TFC
AFC = Q = tingkat output
AFC = Q = tingkat output
5. Averege
Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-Rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan
untuk setiap unit output.
6. Averege
Total Cost (Ongkos Total Rata-rata) adalah ongkos produksi yang
dibebankan untuk setiap unit output.
7. Marginal
Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena
bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
ATC ATVC
MC = ———
AQ AQ
MC = ———
AQ AQ
Ditinjau dari
sudut waktu, ongkos dapat dibedakan menjadi : Ongkos Jangka Pendek. &Ongkos
Jangka Panjang.
Ongkos Produksi dibedakan menjadi :
Ongkos Produksi dibedakan menjadi :
1. Ongkos
Produksi Jangka Pendek
Dalam ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunya! peralatan- peralatan untuk produksi seperti mesin, gedung dan tanah. Masalah yang perlu diper- hatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku, tenaga kerja dan lain-lain yang merupakan ongkos variabel. Jadi dalam ongkos produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap dan ongkos variabel.
2. Ongkos
Produksi Jangka Panjang.
Dalam ongkos
produksi jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor produksi,
sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang. Semua pengeluaran
merupakan ongkos variabel.
Selain itu
ada lagi pengertian lain dari ongkos:
1. Biaya
Ekonomi yaitu ongkos yang dikeluarkan atas penggunaan semua faktor produksi
untuk menghasilkan output tertentu.
2. Biaya
Akuntans, yaitu ongkos yang pengertiannya hampir sama dengan economic cost,
tetapi ongkos disini dinyatakan secara tegas dalam pembukuan.
Pengertian
Penerimaan
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P.
Penerimaan adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya :
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P.
Penerimaan adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya :
1. Total
Penerimaan (Total Revenue) yaitu penerimaan dari hasil penjualan.
2. Penerimaan
Rata-rata (Avarage Total Revenue) yaitu rata-rata penerimaan dari per
kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang diperoleh
dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang
dijual.
3. Penerimaan
Marginal (Marginal Revenue) yaitu suatu penambahan penerimaan atas TR sebagai
akibat penambahan satu unti output.
Jenis-jenis
Penerimaan :
- Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.
Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual.
Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
- Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.
Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual.
Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
- Penerimaan
rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per
kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan
membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
- Penerimaan
Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai
akibat penambahan satu unit output.
Dalam pasar
persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan
berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal.
Dalam pasar
persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah &
nilainya dapat berupa :
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.
Bentuk
matematis secara sederhana dapat ditulis :
TR = P x Q
P x Q
AR = TR : Q atau Q = P
dTR
MR = dQ = TRn – TRn-1
TR = P x Q
P x Q
AR = TR : Q atau Q = P
dTR
MR = dQ = TRn – TRn-1
Keuntungan
Maximum
I. Pendekatan
Total
Laba Total
(p) adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya
total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR
dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami
kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas.
Dalam
menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:
a)
Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan
maksimum dengan ongkos minimum.
b)
Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
Hasil
Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual
barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR:yaitu dari
perkataan Total Revenue).Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna
harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual
perusahaan.Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis
lurus yang bermula dari titik O.
Mencari
Keuntungan Dengan Pendekatan Total
Kurva TC
berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian.
Produksi mencapai diantara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva
TR,perusahaan memperoleh keuntungan.Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva
Biaya dan Penjualan Total.Garis tegak di antara TC dan TR,garis tegak yang
terpanjang produksi adalah 7 unit,menggambarkan keuntungan yang paling
maksimum.Produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah beada di atas
kurva TR kembali, perusahaan mengalami kerugian kembali.Perpotongan di antara
kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even point) yang
menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama dengan hasil
penjualan total yang diterimanya.Perpotongan tersebut berlaku di dua
titik,yaitu titik A dan titik B.
II.
Pendekatan Marginal
Perusahaan
memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya
marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit
perubahan output. Secara matematis dirumuskan:
Penerimaan
Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau
penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil
penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga
dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal
(MR yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan
hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang
diproduksikannya.Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga
hasil penjualan rata-rata hasil penjualan marjinal.Kurva d() = AR0 = MRn
menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0
menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000.
Mencari
Keuntungan Maksimum Dengan Pendekatan Marginal
Pendekatan
Biaya Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat empat
kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan
keseimbangan perusahaan),yaitu; :
- Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)
- Mendapat untung normal
- Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah
- Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.
- Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)
- Mendapat untung normal
- Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah
- Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.
III.
Pendekatan Rata-rata
Hasil
Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan
adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi
perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata
pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga
barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva
permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar