Selasa, 16 April 2013

PERILAKU KONSUMEN


1.Menjelaskan mengenai perilaku konsumen
Konsumen mendayagunakan sumber daya yang ada dalam rangka memuaskan keinginan atau kebutuhan dari suatu atau beberapa produk yang bersifat subjektif baik bagi pemakai langsungmaupun bagi penilai, teori nilai guna syariah adalah “ Teori nilai guna yang menjelaskan nilai guna suatu barang dalam kerangka ajaran dan prinsip prinsip syariah (petunjuk kebenaran hakiki dalam ajaran agama-agama samawi) “,  dengan tujuan individu mengkonsumsi suatu barang dalam rangka memuaskan dirinya memiliki pijakan dan dasar-dasar keutuhan nilai hakikat dari mengkonsumsi dan baranr-barang yang di konsumsi. Karena setiap orang dengan pendapatannya bias sajamendayagunakan uangnya untuk mendapatkan barang barang yang di inginkan agar kepuasannya  dapat di maksimumkan.
( Ekonomi mikro&makro , ghalia Indonesia, Jakarta 2003, iskandar pitong )
2. Menjelaskan mengenai pendekatan perilaku konsumen.

Perilaku Konsumen adalah sebuah proses dimana seseorang melakukan aktivitas mencari, memilih, membeli, serta menggunakan produk dan jasa yang diinginkan, guna untuk memperoleh kepuasan dalam kebutuhan konsumen tersebut.

a.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

- Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut James F. Engel – Rodger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin, yaitu:
1.Pengaruh Lingkungan (Keluarga, budaya, kelas sosial dan situasi).
2.Perbedaan dan Pengaruh Individu (Pengetahuan, sikap, gaya hidup, kepribadian, demografi, motivasi dan keterlibatan).
3.Proses Psikologis (Pembelajaran, pengolahan informasi, perubahan sikap dan perilaku).

b.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut Kotler dan Armstrong (1996), yaitu:
1. Faktor Eksternal (Pengaruh keluarga, kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan marketing strategy).
2. Faktor Internal (Kepribadian, sikap, gaya hidup, belajar, motivasi dan persepsi).


2.1      Jelaskan macam-macam pendekatan perilaku konsumen dan berikan contoh.

Ada 3 macam pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu:

1.Pendekatan Interpretif, dimana pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal-hal yang mendasarinya, misalnya dengan melakukan wawancara atau focus group discussion.

2.Pendekatan Tradisional, dimana pendekatan ini berdasarkan teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behavioral serta dari ilmu sosiologi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen, misalnya dengan melakukan survey atau eksperimen.

3.Pendekatan Sains Marketing, dimana pendekatan ini berdasarkanpada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi (Moving rate analysis), yang dilakukan dengan cara mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow.

Selain ketiga macam pendekatan perilaku konsumen diatas, masih ada 2 macam pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen, yaitu:

1.     Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach), dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan seorang konsumen dapat diukur dengan satuan, misalnya: uang. Tingkat kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu: kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).

2.     Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach), dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak perlu diukur dengan satuan, jadi cukup mengetahui tinggi – rendahnya kepuasan konsumen dalam menggunakan suatu produk atau jasa.

(
Wartawarga Gunadarma )



2.2      Menjelaskan bagaimana kepuasan konsumen terhadap macam-macam perilaku konsumen.

a.   Menjelaskan konsep elastisitas, macam-macam besaran elastisitas (beserta conth soalnya)

Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi.Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan dibahas berbagai jenis elastisitas.

Berikut ini adalah macam – macam besaran elastisitas yaitu :

a) Elastisiats permintaan

Elastisitas permintaan ditunjukan dalam bentuk prosentase petunjuk permintaan perubahaan atau kuantitasyang diminta sebagai akibat dari sat u persen perubahan harga.
Berikut ini adalah rumus Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut:
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahanharga,
atau
Keterangan:
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas ermintaan awal
P2 = Hargas etelah perubahan
P1 = Harga awal

Terdapat pula jenis – jenis elastisitas permintaan yaitu :

a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal iniberarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.

b. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.

c. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik.

d. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.

e. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal.

Adapun faktor utaman yang menentukan elastisitas permintaanyaitu :

a. Produk substitusi.artinya semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis.
b. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.artinya semakin tinggi bagian pendapatan yangdigunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis.
c. Produkmewahversuskebutuhan.artinya Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya.
d. Jangka waktu permintaan dianalisis.artinya Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi.

b) Elastisitas permintaan dan total penerimaan

Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen.elastisitas nya,yaitu :

a. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang.

b. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga.

c. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga.

d. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga.

e. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0.

c) Elastisitas penerimaan

Elastisitas ini hamper sama dengan elastisitas permintaan dan total penerimaan. Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli.

d) Elastisitas silang

Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya.

Elastisitassilangberhubungandengankarakteristikkeduaproduk,yaitu:
1.Produksubstitusi.Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B.
2.Produkkomplementer.Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa.

Terdapatjugajenis-jenisnya:
a. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
b. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1.
c. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1.
d. Penawaran elastis : elastisitas > 1.
e. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.



Referensi:

www.scribd.com
http://wulan-aza.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
http://elisndutz-elis.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
danpemikiran


b.  Menjelaskan tentang apa itu produsen, dan fungsi produksi.

Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut. 
Dalam kegiatan produksi terdapat skema produksi seperti pada gambar diatas. Skema yang pertama adalah bahan input apa yang akan di proses, setelah input selesai maka terjadi proses perubahan bentuk atau perubahan nilai guna barang atau jasa, setelah proses selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk didistribusikan kepada konsumen atau dari produsen langsung didistribusikan kepada konsumennya.
Seperti dalam produksi Air minum dalam kemasan atau Air mineral yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yaitu Aqua . Perusahaan tersebut mengambil air dari mata air murni di Babakan Pari, Gunung Salak. Kemudian mereka proses mata air tersebut dengan langkah-langkah yang telah menjadi prosedur perusahaan tersebut agar kualitas air menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai lalu keluarlah outputnya atau hasil dari proses tersebut yaitu air mineral dalam kemasan yang siap didistribusikan ke konsumen dan distributor. Namun dalam perilaku produsen, tidak hanya skema diatas yang dijalani tetapi banyak proses lain yang harus dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara lain menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi dengan biaya seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan maksimal dalam perusahaan.

Contoh perilaku produsen :

ü  Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya dengan modal yang seminimum mungkin.
ü  Produsen memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli barang dalam jumlah yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.
ü  Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun akan ikut naik.
ü  Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak diminati oleh masyarakat.
ü  Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
ü  Produsen juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama disimpan di gudang atau biasa disebut cuci gudang. 

Produksi mempunyai beberapa faktor yang harus dipenuhi, yaitu:
Sumber daya alam
    Contoh : Air, Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari, Bahan-bahan tambang mineral, dan lain-lain.

Sumber daya manusia.
    Sumber daya manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Tenaga Kerja Terdidik.
    Contoh : Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung jawab, mengatur dan mengelola segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
Tenaga Kerja Terlatih.
    Contoh : Tenaga Produksi atau buruh kerja, Security, Driver, dll.
Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.
    Contoh : Office Boy/Girl ,Buruh Angkut, dll.
Sumber modal.
    Modal adalah sesuatu yang dibutuhkan seorang produsen atau perusahaan produsen untuk bisa memulai produksi agar menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, atau untuk menambah dan memperluas produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang akan tercapai yaitu :
Menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Mendapatkan keuntungan.
Memaksimalkan sumber daya yang ada.
Meminimalkan biaya produksi.
Mengganti barang yang telah habis atau yang rusak.
Memaksimalkan hasil produksi.
Mencari tambahan modal.
Fungsi Produksi.
Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah inputan produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi. Secara matematis dapat dinyatakan :
X = f ( A1, A2, A3,...)
X : output yang dihasilkan
(A1,A2,A3,...) : input yang dipakai
c.   Menjelaskan bagaimana mengoptimalkan atau memaksimalkan produksi.

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.

Penentuan Volume Produksi yang Optimal

Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
d.    Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
e.    Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
f.    Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
g.    Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
h.    Biaya modal (opportunity cost of capital)
i.      Biaya keusangan
j.     Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
k.    Biaya asuransi persediaan
l.      Biaya pajak persediaan
m.   Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
n.    Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
o.    Apabila salah satu biaya diatas naik, maka biaya produksi pun akan naik seperti pada kondisi Indonesia saat ini yang menghadapi kenaikan BBM, para produsen akan menaikkan harga hasil produksi mengikuti harga BBM yang bertambah kemudian tidak menutup kemungkinan harga bahan baku dan biaya-biaya lain dalam proses produksi pun ikut naik seiring dengan kenaikkan harga BBM sehingga mau tidak mau walaupun produsen sudah menekan biaya produksi menjadi seminimal mungkin tapi harga hasil produksi pun harus naik agar tidak terjadi kerugian bagi produsen.

d.  Menjelaskan , menghitung, dan memilih biaya yang paling minimal.

LEAST COST COMBINATION

Least cost combination digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam least cost combination terdapat istilah isoquant dan isocost. Isoquant atau disebut juga isoproduct curve adalah kurva yang menunjukan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 variabel input dengan tingkat output tertentu. Sebagai contoh dalam hal ini variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja dan Modal.

Tabel Kombinasi Tenaga Kerja dan Modal untuk menghasilkan 100, 200, dan 300 unit produk.
Kombinasi 
Tenaga Kerja 
Modal 
16 
11 
11 
16 

Dari tabel diatas dapat dibuat kurva isoquant, contoh :


Sementara itu Isocost atau disebut juga garis ongkos sama adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan cara mengeluarkan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat menggambar grafik isocost ini harus diketahui uang yang tersedia dan harga masing-masing faktor produksi.

Contoh : Modal tersedia $500, harga Tenaga Kerja $15,- per unit dan modal $8,- per unit.








Untuk dapat mencapai tingkat produksi optimal dengan biaya minimum bisa menggunakan kurva bersinggungan antara isoquant dan isocost dengan syarat :


disebut Marginal Rate Of Technical Subsitution (MRTS) yaitu jumlah input (x1) harus ditambah jika input (x2) dikurangi agar output yang dihasilkan tetap. Syarat inilah disebut Least Cost Combination.


Contoh dari cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui dengan data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga Tenaga Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200 unit sepatu. 





PERILAKU KONSUMEN


1.Menjelaskan mengenai perilaku konsumen
Konsumen mendayagunakan sumber daya yang ada dalam rangka memuaskan keinginan atau kebutuhan dari suatu atau beberapa produk yang bersifat subjektif baik bagi pemakai langsungmaupun bagi penilai, teori nilai guna syariah adalah “ Teori nilai guna yang menjelaskan nilai guna suatu barang dalam kerangka ajaran dan prinsip prinsip syariah (petunjuk kebenaran hakiki dalam ajaran agama-agama samawi) “,  dengan tujuan individu mengkonsumsi suatu barang dalam rangka memuaskan dirinya memiliki pijakan dan dasar-dasar keutuhan nilai hakikat dari mengkonsumsi dan baranr-barang yang di konsumsi. Karena setiap orang dengan pendapatannya bias sajamendayagunakan uangnya untuk mendapatkan barang barang yang di inginkan agar kepuasannya  dapat di maksimumkan.
( Ekonomi mikro&makro , ghalia Indonesia, Jakarta 2003, iskandar pitong )
2. Menjelaskan mengenai pendekatan perilaku konsumen.

Perilaku Konsumen adalah sebuah proses dimana seseorang melakukan aktivitas mencari, memilih, membeli, serta menggunakan produk dan jasa yang diinginkan, guna untuk memperoleh kepuasan dalam kebutuhan konsumen tersebut.

a.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

- Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut James F. Engel – Rodger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin, yaitu:
1.Pengaruh Lingkungan (Keluarga, budaya, kelas sosial dan situasi).
2.Perbedaan dan Pengaruh Individu (Pengetahuan, sikap, gaya hidup, kepribadian, demografi, motivasi dan keterlibatan).
3.Proses Psikologis (Pembelajaran, pengolahan informasi, perubahan sikap dan perilaku).

b.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut Kotler dan Armstrong (1996), yaitu:
1. Faktor Eksternal (Pengaruh keluarga, kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan marketing strategy).
2. Faktor Internal (Kepribadian, sikap, gaya hidup, belajar, motivasi dan persepsi).


2.1      Jelaskan macam-macam pendekatan perilaku konsumen dan berikan contoh.

Ada 3 macam pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu:

1.Pendekatan Interpretif, dimana pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal-hal yang mendasarinya, misalnya dengan melakukan wawancara atau focus group discussion.

2.Pendekatan Tradisional, dimana pendekatan ini berdasarkan teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behavioral serta dari ilmu sosiologi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen, misalnya dengan melakukan survey atau eksperimen.

3.Pendekatan Sains Marketing, dimana pendekatan ini berdasarkanpada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi (Moving rate analysis), yang dilakukan dengan cara mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow.

Selain ketiga macam pendekatan perilaku konsumen diatas, masih ada 2 macam pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen, yaitu:

1.     Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach), dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan seorang konsumen dapat diukur dengan satuan, misalnya: uang. Tingkat kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu: kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).

2.     Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach), dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak perlu diukur dengan satuan, jadi cukup mengetahui tinggi – rendahnya kepuasan konsumen dalam menggunakan suatu produk atau jasa.

(
Wartawarga Gunadarma )



2.2      Menjelaskan bagaimana kepuasan konsumen terhadap macam-macam perilaku konsumen.

a.   Menjelaskan konsep elastisitas, macam-macam besaran elastisitas (beserta conth soalnya)

Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi.Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1 persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X Untuk memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan dibahas berbagai jenis elastisitas.

Berikut ini adalah macam – macam besaran elastisitas yaitu :

a) Elastisiats permintaan

Elastisitas permintaan ditunjukan dalam bentuk prosentase petunjuk permintaan perubahaan atau kuantitasyang diminta sebagai akibat dari sat u persen perubahan harga.
Berikut ini adalah rumus Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut:
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahanharga,
atau
Keterangan:
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas ermintaan awal
P2 = Hargas etelah perubahan
P1 = Harga awal

Terdapat pula jenis – jenis elastisitas permintaan yaitu :

a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal iniberarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.

b. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.

c. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik.

d. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.

e. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal.

Adapun faktor utaman yang menentukan elastisitas permintaanyaitu :

a. Produk substitusi.artinya semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis.
b. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.artinya semakin tinggi bagian pendapatan yangdigunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis.
c. Produkmewahversuskebutuhan.artinya Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya.
d. Jangka waktu permintaan dianalisis.artinya Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi.

b) Elastisitas permintaan dan total penerimaan

Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen.elastisitas nya,yaitu :

a. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang.

b. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga.

c. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga.

d. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga.

e. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0.

c) Elastisitas penerimaan

Elastisitas ini hamper sama dengan elastisitas permintaan dan total penerimaan. Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli.

d) Elastisitas silang

Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya.

Elastisitassilangberhubungandengankarakteristikkeduaproduk,yaitu:
1.Produksubstitusi.Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B.
2.Produkkomplementer.Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa.

Terdapatjugajenis-jenisnya:
a. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
b. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1.
c. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1.
d. Penawaran elastis : elastisitas > 1.
e. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.



Referensi:

www.scribd.com
http://wulan-aza.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
http://elisndutz-elis.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
danpemikiran


b.  Menjelaskan tentang apa itu produsen, dan fungsi produksi.

Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut. 
Dalam kegiatan produksi terdapat skema produksi seperti pada gambar diatas. Skema yang pertama adalah bahan input apa yang akan di proses, setelah input selesai maka terjadi proses perubahan bentuk atau perubahan nilai guna barang atau jasa, setelah proses selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk didistribusikan kepada konsumen atau dari produsen langsung didistribusikan kepada konsumennya.
Seperti dalam produksi Air minum dalam kemasan atau Air mineral yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yaitu Aqua . Perusahaan tersebut mengambil air dari mata air murni di Babakan Pari, Gunung Salak. Kemudian mereka proses mata air tersebut dengan langkah-langkah yang telah menjadi prosedur perusahaan tersebut agar kualitas air menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai lalu keluarlah outputnya atau hasil dari proses tersebut yaitu air mineral dalam kemasan yang siap didistribusikan ke konsumen dan distributor. Namun dalam perilaku produsen, tidak hanya skema diatas yang dijalani tetapi banyak proses lain yang harus dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara lain menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi dengan biaya seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan maksimal dalam perusahaan.

Contoh perilaku produsen :

ü  Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya dengan modal yang seminimum mungkin.
ü  Produsen memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli barang dalam jumlah yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.
ü  Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun akan ikut naik.
ü  Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak diminati oleh masyarakat.
ü  Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
ü  Produsen juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama disimpan di gudang atau biasa disebut cuci gudang. 

Produksi mempunyai beberapa faktor yang harus dipenuhi, yaitu:
Sumber daya alam
    Contoh : Air, Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari, Bahan-bahan tambang mineral, dan lain-lain.

Sumber daya manusia.
    Sumber daya manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Tenaga Kerja Terdidik.
    Contoh : Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung jawab, mengatur dan mengelola segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
Tenaga Kerja Terlatih.
    Contoh : Tenaga Produksi atau buruh kerja, Security, Driver, dll.
Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.
    Contoh : Office Boy/Girl ,Buruh Angkut, dll.
Sumber modal.
    Modal adalah sesuatu yang dibutuhkan seorang produsen atau perusahaan produsen untuk bisa memulai produksi agar menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, atau untuk menambah dan memperluas produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang akan tercapai yaitu :
Menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Mendapatkan keuntungan.
Memaksimalkan sumber daya yang ada.
Meminimalkan biaya produksi.
Mengganti barang yang telah habis atau yang rusak.
Memaksimalkan hasil produksi.
Mencari tambahan modal.
Fungsi Produksi.
Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah inputan produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi. Secara matematis dapat dinyatakan :
X = f ( A1, A2, A3,...)
X : output yang dihasilkan
(A1,A2,A3,...) : input yang dipakai
c.   Menjelaskan bagaimana mengoptimalkan atau memaksimalkan produksi.

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.

Penentuan Volume Produksi yang Optimal

Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
d.    Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
e.    Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
f.    Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
g.    Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
h.    Biaya modal (opportunity cost of capital)
i.      Biaya keusangan
j.     Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
k.    Biaya asuransi persediaan
l.      Biaya pajak persediaan
m.   Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
n.    Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
o.    Apabila salah satu biaya diatas naik, maka biaya produksi pun akan naik seperti pada kondisi Indonesia saat ini yang menghadapi kenaikan BBM, para produsen akan menaikkan harga hasil produksi mengikuti harga BBM yang bertambah kemudian tidak menutup kemungkinan harga bahan baku dan biaya-biaya lain dalam proses produksi pun ikut naik seiring dengan kenaikkan harga BBM sehingga mau tidak mau walaupun produsen sudah menekan biaya produksi menjadi seminimal mungkin tapi harga hasil produksi pun harus naik agar tidak terjadi kerugian bagi produsen.

d.  Menjelaskan , menghitung, dan memilih biaya yang paling minimal.

LEAST COST COMBINATION

Least cost combination digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam least cost combination terdapat istilah isoquant dan isocost. Isoquant atau disebut juga isoproduct curve adalah kurva yang menunjukan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 variabel input dengan tingkat output tertentu. Sebagai contoh dalam hal ini variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja dan Modal.

Tabel Kombinasi Tenaga Kerja dan Modal untuk menghasilkan 100, 200, dan 300 unit produk.
Kombinasi 
Tenaga Kerja 
Modal 
16 
11 
11 
16 

Dari tabel diatas dapat dibuat kurva isoquant, contoh :


Sementara itu Isocost atau disebut juga garis ongkos sama adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan cara mengeluarkan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat menggambar grafik isocost ini harus diketahui uang yang tersedia dan harga masing-masing faktor produksi.

Contoh : Modal tersedia $500, harga Tenaga Kerja $15,- per unit dan modal $8,- per unit.








Untuk dapat mencapai tingkat produksi optimal dengan biaya minimum bisa menggunakan kurva bersinggungan antara isoquant dan isocost dengan syarat :


disebut Marginal Rate Of Technical Subsitution (MRTS) yaitu jumlah input (x1) harus ditambah jika input (x2) dikurangi agar output yang dihasilkan tetap. Syarat inilah disebut Least Cost Combination.


Contoh dari cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui dengan data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga Tenaga Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200 unit sepatu.