Minggu, 15 Maret 2015

3). Jenis-Jenis Ancaman melalui IT, dan kasus kasus computer crime?

Virus
Satu program atau kod yang membiak dengan menjangkiti fail atau program lain di dalam komputer tanpa disedari
Contoh :
·         Virus di dalam ‘windows’ dan ‘hard disk’
·         Merebak menerusi e-mel, disket, ‘pendrive’
Cecacing (Worm)
Satu program yang berupaya membiak dengan menyalin dirinya sendiri. Ia tidak perlu menjangkiti fail-fail atau program-program lain terlebih dahulu.
Contoh :
•   Merebak menerusi sistem rangkaian seperti e-mel dan
     perkongsian ‘folder’
•   Boleh juga merebak menerusi disket dan ‘Pen drive’Cec
Trojan Horse
Program yang menyamar diri kepada program lain sebagai satu mesej atau program tertentu untuk memperdaya pengguna.
Contoh :
•  Mesej yang dipaparkan mengelirukan pengguna.
•  Memberi laluan kepada hacker untuk menggodam komputer.
Adware
Program yang menghantar iklan kepada pengguna melalui “pop-up” atau melalui antaramuka program yang lain.Ia dimuat turun secara disedari atau tidak menerusi ‘shareware’ atau ‘freeware’, atau  ‘email’.
Spyware
Program yang berupaya mengintip dan mengesan maklumat yang terdapat di dalam komputer pengguna dan aktiviti- aktiviti yang sering mereka lakukan menerusi talian internet. Maklumat yang dikumpul biasanya ‘password’,‘no akaun’, ‘maklumat peribadi ’ untuk dihantar kepada ‘hacker’
Hacker
Individu yang menceroboh sistem komputer tanpa kebenaran untuk melihat data, mencuri data dan melakukan kerosakan-kerosakan lain
Spam
Dikenali sebagai ‘junk email’ atau email yang dikategorikan sebagai email sampah yang masuk secara automatik dan menyesakkan ‘inbox’ pengguna.
Phishing
Satu bentuk penipuan menerusi email untuk mendapatkan maklumat peribadi.
Contoh :
Email yang diterima daripada bank meminta melakukan  transaksi secara ‘online’ di laman web palsu dan membolehkan ‘password’  dan maklumat peribadi dicuri.
Dialer
Satu eksploitasi ke atas sistem modem (dial up) untuk tujuan mengaut keuntungan.
KASUS-KASUS COMPUTER CRIME/CYBER CRIME
Dunia perbankan melalui Internet (e-banking) Indonesia dikejutkan oleh ulah seseorang bernama Steven Haryanto, seorang hacker dan jurnalis pada majalah Master Web. Lelaki asal Bandung ini dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan internet banking Bank Central Asia, (BCA). Steven membeli domain-domain dengan nama mirip http://www.klikbca.com (situs asli Internet banking BCA), yaitu domain http://www.klik-bca.com, kilkbca.com, clikbca.com, klickca.com, dan klikbac.com. Isi situs-situs plesetan ini nyaris sama. Jika nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli maka nasabah tersebut masuk perangkap situs plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga identitas pengguna (user id) dan nomor identitas personal (PIN) dapat diketahuinya. Diperkirakan, 130 nasabah BCA tercuri datanya. Menurut pengakuan Steven pada situs bagi para webmaster di Indonesia, http://www.webmaster.or.id tujuan membuat situs plesetan adalah agar publik berhati-hati dan tidak ceroboh saat melakukan pengetikan alamat situs (typo site), bukan untuk mengeruk keuntungan.
Kasus yang menghebohkan lagi adalah hacker bernama Dani Hermansyah, pada tanggal 17 April 2004 melakukan deface dengan mengubah nama-nama partai yang ada dengan nama-nama buah dalam website http://www.kpu.go.id yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemilu yang sedang berlangsung pada saat itu. Dikhawatirkan, selain nama-nama partai yang diubah bukan tidak mungkin angka-angka jumlah pemilih yang masuk di sana menjadi tidak aman dan bisa diubah.5 Kelemahan administrasi dari suatu website juga terjadi pada penyerangan terhadap website http://www.golkar.or.id milik partai Golkar. Serangan terjadi hingga 1577 kali melalui jalan yang sama tanpa adanya upaya menutup celah disamping kemampuan hacker yang lebih tinggi. Dalam hal ini teknik yang digunakan oleh hacker adalah PHP Injection dan mengganti tampilan muka website dengan gambar wanita sexy serta gorilla putih sedang tersenyum.
Dari realitas tindak kejahatan tersebut di atas bisa dikatakan bahwa dunia ini tidak lagi hanya melakukan perang secara konvensional akan tetapi juga telah merambah pada perang informasi.

Berita Kompas Cyber Media (19/3/2002) menulis bahwa berdasarkan survei AC Nielsen 2001 Indonesia ternyata menempati posisi ke enam terbesar di dunia atau ke empat di Asia dalam tindak kejahatan di internet. Meski tidak disebutkan secara rinci kejahatan macam apa saja yang terjadi di Indonesia maupun WNI yang terlibat dalam kejahatan tersebut, hal ini merupakan peringatan bagi semua pihak untuk mewaspadai kejahatan yang telah, sedang, dan akan muncul dari pengguna teknologi informasi (Heru Sutadi, Kompas, 12 April 2002, 30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar