Virus
Satu program atau
kod yang membiak dengan menjangkiti fail atau program lain di dalam komputer
tanpa disedari
Contoh :
· Virus
di dalam ‘windows’ dan ‘hard disk’
· Merebak
menerusi e-mel, disket, ‘pendrive’
Cecacing (Worm)
Satu program yang
berupaya membiak dengan menyalin dirinya sendiri. Ia tidak perlu menjangkiti
fail-fail atau program-program lain terlebih dahulu.
Contoh :
• Merebak
menerusi sistem rangkaian seperti e-mel dan
perkongsian
‘folder’
• Boleh
juga merebak menerusi disket dan ‘Pen drive’Cec
Trojan Horse
Program yang
menyamar diri kepada program lain sebagai satu mesej atau program tertentu
untuk memperdaya pengguna.
Contoh :
• Mesej
yang dipaparkan mengelirukan pengguna.
• Memberi
laluan kepada hacker untuk menggodam komputer.
Adware
Program yang
menghantar iklan kepada pengguna melalui “pop-up” atau melalui antaramuka program
yang lain.Ia dimuat turun secara disedari atau tidak menerusi ‘shareware’ atau
‘freeware’, atau ‘email’.
Spyware
Program yang
berupaya mengintip dan mengesan maklumat yang terdapat di dalam komputer
pengguna dan aktiviti- aktiviti yang sering mereka lakukan menerusi talian
internet. Maklumat yang dikumpul biasanya ‘password’,‘no akaun’, ‘maklumat
peribadi ’ untuk dihantar kepada ‘hacker’
Hacker
Individu yang
menceroboh sistem komputer tanpa kebenaran untuk melihat data, mencuri data dan
melakukan kerosakan-kerosakan lain
Spam
Dikenali sebagai
‘junk email’ atau email yang dikategorikan sebagai email sampah yang masuk
secara automatik dan menyesakkan ‘inbox’ pengguna.
Phishing
Satu bentuk
penipuan menerusi email untuk mendapatkan maklumat peribadi.
Contoh :
Email yang diterima
daripada bank meminta melakukan transaksi secara ‘online’ di laman
web palsu dan membolehkan ‘password’ dan maklumat peribadi dicuri.
Dialer
Satu eksploitasi ke
atas sistem modem (dial up) untuk tujuan mengaut keuntungan.
KASUS-KASUS COMPUTER CRIME/CYBER CRIME
Dunia perbankan melalui Internet (e-banking) Indonesia dikejutkan oleh
ulah seseorang bernama Steven Haryanto, seorang hacker dan jurnalis pada
majalah Master Web. Lelaki asal Bandung ini dengan sengaja membuat situs asli
tapi palsu layanan internet banking Bank Central Asia, (BCA). Steven membeli
domain-domain dengan nama mirip http://www.klikbca.com (situs asli Internet
banking BCA), yaitu domain http://www.klik-bca.com, kilkbca.com, clikbca.com,
klickca.com, dan klikbac.com. Isi situs-situs plesetan ini nyaris sama. Jika
nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli maka nasabah tersebut masuk perangkap
situs plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga identitas pengguna (user id)
dan nomor identitas personal (PIN) dapat diketahuinya. Diperkirakan, 130
nasabah BCA tercuri datanya. Menurut pengakuan Steven pada situs bagi para
webmaster di Indonesia, http://www.webmaster.or.id tujuan membuat situs
plesetan adalah agar publik berhati-hati dan tidak ceroboh saat melakukan
pengetikan alamat situs (typo site), bukan untuk mengeruk keuntungan.
Kasus yang menghebohkan lagi adalah hacker bernama Dani Hermansyah, pada
tanggal 17 April 2004 melakukan deface dengan mengubah nama-nama partai yang
ada dengan nama-nama buah dalam website http://www.kpu.go.id yang mengakibatkan
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemilu yang sedang berlangsung
pada saat itu. Dikhawatirkan, selain nama-nama partai yang diubah bukan tidak
mungkin angka-angka jumlah pemilih yang masuk di sana menjadi tidak aman dan
bisa diubah.5 Kelemahan administrasi dari suatu website juga terjadi pada
penyerangan terhadap website http://www.golkar.or.id milik partai Golkar.
Serangan terjadi hingga 1577 kali melalui jalan yang sama tanpa adanya upaya
menutup celah disamping kemampuan hacker yang lebih tinggi. Dalam hal ini
teknik yang digunakan oleh hacker adalah PHP Injection dan mengganti tampilan
muka website dengan gambar wanita sexy serta gorilla putih sedang tersenyum.
Dari realitas tindak kejahatan tersebut di atas bisa dikatakan bahwa
dunia ini tidak lagi hanya melakukan perang secara konvensional akan tetapi
juga telah merambah pada perang informasi.
Berita Kompas Cyber Media (19/3/2002) menulis bahwa berdasarkan survei
AC Nielsen 2001 Indonesia ternyata menempati posisi ke enam terbesar di dunia
atau ke empat di Asia dalam tindak kejahatan di internet. Meski tidak
disebutkan secara rinci kejahatan macam apa saja yang terjadi di Indonesia
maupun WNI yang terlibat dalam kejahatan tersebut, hal ini merupakan peringatan
bagi semua pihak untuk mewaspadai kejahatan yang telah, sedang, dan akan muncul
dari pengguna teknologi informasi (Heru Sutadi, Kompas, 12 April 2002, 30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar