PENJELASAN TEORI LAPORAN
·
Pengertian Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu
wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang
kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk
tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan.
Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil
penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis
karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah
yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk
disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
·
Dasar Membuat Laporan Ilmiah
Ada beberapa hal
yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :
1)
Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2)
Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas,
terperinci, dan ringkas.
3) Laporan
ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi
atau sesama ilmuwan.
4)
Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan
masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan,
serta implikasinya.
5)
Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga
syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
·
Jenis-jenis Laporan Ilmiah
Dari beberapa
sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :
Ø Laporan Lengkap
(Monograf)
ü Menjelaskan
proses penelitian secara menyeluruh.
ü Teknik
penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu
yang bersangkutan.
ü Menjelaskan
hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
ü Menjelaskan
(juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
ü Organisasi
laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan
seterusnya,haruslah padat dan jelas).
Ø Artikel
Ilmiah
ü Artikel
ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
ü Isi artikel
ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
ü Artikel
ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam
laporan lengkap.
Ø Laporan
Ringkas
Laporan ringkas
adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah
dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat
umum).
·
Fungsi Laporan Ilmiah
1)
Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan
ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas
dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
2)
Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
3)
Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada
penelitian selanjutnya.
·
Sistematika Penulisan
Pada dasarnya ada
dua bentuk sistematika penulisan ilmiah , yaitu penulisan proposal penelitian
dan laporan hasil penelitian. Pada umumnya sistematika penulisan proposal
penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :
A.
BAGIAN AWAL
1.
halaman judul
2.
Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman
kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3.
Halamn kata pengantar atau prakata
4.
Daftar isi
5.
Daftar tabel (jika ada)
6.
Daftar gambar (jika ada)
7.
Daftar lampiran (jika ada)
B.
BAGIAN UTAMA
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
2. Rumusan
masalah
3. Tujuan
penelitian
4. Ruang
lingkup
5. Manfaat
penelitian
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
1. Landasan
teori/ tinjauan teoretis
2. Kerangak
teori
3. Kerangka
konsep
4. Hipotesis
atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE
PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
·Jenis penelitian
·Populasi sample
(untuk penelitian disertai unit penelitian )
·Variabel
penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan
alat)
·Definisi
operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi
batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
·Desain / rancangan
penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
·Lokasi dan waktu
penelitian
·Teknik pengumplan
data.
· Instrumen
penelitian yang digunakan
·Pengolahan dan
Analisis data
BAB IV – HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada
dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis
menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan
kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
BAB V – PENUTUP
Penutup berisi
tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah
gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari
penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis,
interpretasi dan deskripsi yang telah ditulisan pada bagian analisis dan
pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada
diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang
dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian
simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai
penelitian lanjut yang dapat dilakukan.
C.
BAGIAN AKHIR
Terdiri dari Daftar
pustaka dan Lampiran – lampiran; Instrumen penelitian, Berbagai
data sekunder yang diperlukan, Anggaran penelitian, dan Jadwal
penelitian.
·
Contoh Laporan Ilmiah Sederhana
Laporan Penelitian
Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial dari Petani menjadi Perajin
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perajin sering
dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini
disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dalam
rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman.
Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari,
dan kadang harus bergumul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh
karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap
bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya
menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.
Lapangan pekerjaan
di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas
sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki
keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar
(73%) masih berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan
bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah. Berkaitan
dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas
sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya
adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.
BAB II
TUJUAN PENELITIAN
1. Menelaah
penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin
2. Memberikan
penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara
dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai
benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun
langkah-langkah kerjanya sebagai berikut.
1. Menentukan objek
penelitian
2. Melakukan
wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi
masalah
4. Merumuskan
masalah
5. Memberikan
solusi/simpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan survei
yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mobilitas sosial
dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut.
1.
Pengaruh media masa Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah
membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama
ini, media massa selalu mengangkat kesuksesankesuksesan seorang perajin. Dengan
demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendorong keinginan petani
untuk menjadi perajin.
2.
Dukungan sosial keluarga dan masyarakat Keluarga, kerabat dekat, dan
komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan
yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orangorang yang telah
sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih
berstatus magang atau buruh kontrak.
3.
Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sektor industri daripada
pertanian Perekonomian negara kita yang terbawa arus globalisasi dan
kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya
industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang
mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.
4.
Tingkat pendidikan yang rendah Rendahnya tingkat pendidikan mereka dan
keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem kontrol diri
yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah terbawa arus
zaman.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan
para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu
program penyadaran baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat
dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun
akan mengimpor beras dari luar negeri. Akhirnya, diharapkan penelitian ini
mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk
pihak-pihak yang berwenang memberikan kebajikan. Pihak-pihak tersebut misalnya
para dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana pembangunan
yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.
Sumber :