1.Menjelaskan mengenai perilaku konsumen
Konsumen
mendayagunakan sumber daya yang ada dalam rangka memuaskan keinginan atau
kebutuhan dari suatu atau beberapa produk yang bersifat subjektif baik bagi
pemakai langsungmaupun bagi penilai, teori nilai guna syariah adalah “ Teori
nilai guna yang menjelaskan nilai guna suatu barang dalam kerangka ajaran dan
prinsip prinsip syariah (petunjuk kebenaran hakiki dalam ajaran agama-agama
samawi) “, dengan tujuan individu mengkonsumsi suatu
barang dalam rangka memuaskan dirinya memiliki pijakan dan dasar-dasar keutuhan
nilai hakikat dari mengkonsumsi dan baranr-barang yang di konsumsi. Karena
setiap orang dengan pendapatannya bias sajamendayagunakan uangnya untuk
mendapatkan barang barang yang di inginkan agar kepuasannya dapat di maksimumkan.
( Ekonomi mikro&makro ,
ghalia Indonesia, Jakarta 2003, iskandar pitong )
2. Menjelaskan mengenai pendekatan perilaku
konsumen.
Perilaku
Konsumen adalah sebuah proses dimana seseorang melakukan aktivitas mencari,
memilih, membeli, serta menggunakan produk dan jasa yang diinginkan, guna untuk
memperoleh kepuasan dalam kebutuhan konsumen tersebut.
a.Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
- Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, menurut James F. Engel – Rodger D. Blackwell –
Paul W. Miniard dalam Saladin, yaitu:
1.Pengaruh
Lingkungan (Keluarga, budaya, kelas sosial dan situasi).
2.Perbedaan dan
Pengaruh Individu (Pengetahuan, sikap, gaya hidup, kepribadian, demografi,
motivasi dan keterlibatan).
3.Proses
Psikologis (Pembelajaran, pengolahan informasi, perubahan sikap dan perilaku).
b.2 Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, menurut Kotler dan Armstrong (1996), yaitu:
1. Faktor
Eksternal (Pengaruh keluarga, kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan
marketing strategy).
2. Faktor
Internal (Kepribadian, sikap, gaya hidup, belajar, motivasi dan persepsi).
2.1 Jelaskan
macam-macam pendekatan perilaku konsumen dan berikan contoh.
Ada
3 macam pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu:
1.Pendekatan
Interpretif, dimana pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi
dan hal-hal yang mendasarinya, misalnya dengan melakukan wawancara atau focus
group discussion.
2.Pendekatan
Tradisional, dimana pendekatan ini berdasarkan teori dan metode dari ilmu
psikologi kognitif, sosial, dan behavioral serta dari ilmu sosiologi. Tujuan
dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen, misalnya dengan
melakukan survey atau eksperimen.
3.Pendekatan
Sains Marketing, dimana pendekatan ini berdasarkanpada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi
(Moving rate analysis), yang dilakukan dengan cara mengembangkan dan menguji
coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham
Maslow.
Selain
ketiga macam pendekatan perilaku konsumen diatas, masih ada 2 macam pendekatan
untuk mempelajari tingkah laku konsumen, yaitu:
1. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach),
dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan seorang konsumen dapat diukur
dengan satuan, misalnya: uang. Tingkat kepuasan konsumen terbagi menjadi 2,
yaitu: kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).
2. Pendekatan
Ordinal (Ordinal Approach), dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan
konsumen tidak perlu diukur dengan satuan, jadi cukup mengetahui tinggi –
rendahnya kepuasan konsumen dalam menggunakan suatu produk atau jasa.
( Wartawarga Gunadarma )
( Wartawarga Gunadarma )
2.2 Menjelaskan
bagaimana kepuasan konsumen terhadap macam-macam perilaku konsumen.
a.
Menjelaskan konsep elastisitas, macam-macam
besaran elastisitas (beserta conth soalnya)
Elastisitas
merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di
bidang ekonomi.Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu
variabel terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y
terhadap X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1
persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X Untuk
memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan dibahas
berbagai jenis elastisitas.
Berikut ini adalah macam – macam besaran elastisitas yaitu :
Berikut ini adalah macam – macam besaran elastisitas yaitu :
a) Elastisiats permintaan
Elastisitas
permintaan ditunjukan dalam bentuk prosentase petunjuk permintaan perubahaan
atau kuantitasyang diminta sebagai akibat dari sat u persen perubahan harga.
Berikut ini adalah rumus Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut:
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahanharga,
atau
Keterangan:
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas ermintaan awal
P2 = Hargas etelah perubahan
P1 = Harga awal
Terdapat pula jenis – jenis elastisitas permintaan yaitu :
a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal iniberarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.
Berikut ini adalah rumus Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut:
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahanharga,
atau
Keterangan:
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas ermintaan awal
P2 = Hargas etelah perubahan
P1 = Harga awal
Terdapat pula jenis – jenis elastisitas permintaan yaitu :
a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal iniberarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.
b. Permintaan
tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan
< dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat
dilihat diantaranya pada produk kebutuhan.
c. Permintaan
uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan =
prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak
dapat disebutkan secara spesifik.
d. Permintaan
elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan >
prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari
substitusinya.
e. Permintaan
elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu
pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga
sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk horisontal.
Adapun faktor utaman yang menentukan elastisitas permintaanyaitu :
a. Produk substitusi.artinya semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis.
b. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.artinya semakin tinggi bagian pendapatan yangdigunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis.
c. Produkmewahversuskebutuhan.artinya Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya.
d. Jangka waktu permintaan dianalisis.artinya Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi.
b) Elastisitas permintaan dan total penerimaan
Adapun faktor utaman yang menentukan elastisitas permintaanyaitu :
a. Produk substitusi.artinya semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis.
b. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.artinya semakin tinggi bagian pendapatan yangdigunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis.
c. Produkmewahversuskebutuhan.artinya Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya.
d. Jangka waktu permintaan dianalisis.artinya Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi.
b) Elastisitas permintaan dan total penerimaan
Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen.elastisitas nya,yaitu :
a. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang.
b. Permintaan
tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari
prosentase perubahan harga.
c. Permintaan
uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan
harga.
d. Permintaan
elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari
prosentase perubahan harga.
e. Permintaan
elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan
turun jadi 0.
c) Elastisitas penerimaan
Elastisitas
ini hamper sama dengan elastisitas permintaan dan total penerimaan. Elastisitas
permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas
permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli.
d) Elastisitas silang
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya.
Elastisitassilangberhubungandengankarakteristikkeduaproduk,yaitu:
1.Produksubstitusi.Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B.
2.Produkkomplementer.Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa.
Terdapatjugajenis-jenisnya:
a. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
b. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1.
c. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1.
d. Penawaran elastis : elastisitas > 1.
e. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.
Referensi:
www.scribd.com
http://wulan-aza.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
http://elisndutz-elis.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
danpemikiran
d) Elastisitas silang
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya.
Elastisitassilangberhubungandengankarakteristikkeduaproduk,yaitu:
1.Produksubstitusi.Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B.
2.Produkkomplementer.Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa.
Terdapatjugajenis-jenisnya:
a. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0.
b. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1.
c. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1.
d. Penawaran elastis : elastisitas > 1.
e. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.
Referensi:
www.scribd.com
http://wulan-aza.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
http://elisndutz-elis.blogspot.com/2010/03/elastisitas-dan-macam-macam-besaran.html
danpemikiran
b. Menjelaskan
tentang apa itu produsen, dan fungsi produksi.
Produsen adalah
orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai guna suatu
barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu
bahan baku atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi
konsumen sehingga menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber
daya manusia yang dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen
sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut.
Dalam
kegiatan produksi terdapat skema produksi seperti pada gambar diatas. Skema
yang pertama adalah bahan input apa yang akan di proses, setelah input selesai
maka terjadi proses perubahan bentuk atau perubahan nilai guna barang atau
jasa, setelah proses selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang
atau jasa yang bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk
didistribusikan kepada konsumen atau dari produsen langsung didistribusikan
kepada konsumennya.
Seperti
dalam produksi Air minum dalam kemasan atau Air mineral yang diproduksi oleh
sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia
yaitu Aqua . Perusahaan tersebut mengambil air dari mata air murni di
Babakan Pari, Gunung Salak. Kemudian mereka proses mata air tersebut dengan
langkah-langkah yang telah menjadi prosedur perusahaan tersebut agar kualitas
air menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai lalu keluarlah
outputnya atau hasil dari proses tersebut yaitu air mineral dalam kemasan yang
siap didistribusikan ke konsumen dan distributor. Namun dalam perilaku
produsen, tidak hanya skema diatas yang dijalani tetapi banyak proses lain yang
harus dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara lain
menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau
diproduksi dengan biaya seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan
maksimal dalam perusahaan.
Contoh perilaku produsen :
ü
Produsen
mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya
dengan modal yang seminimum mungkin.
ü
Produsen
memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli barang dalam jumlah
yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.
ü
Produsen
mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga
ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun
akan ikut naik.
ü
Selain
produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga
menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak
diminati oleh masyarakat.
ü
Produsen
juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu
untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
ü
Produsen
juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama disimpan di
gudang atau biasa disebut cuci gudang.
Produksi mempunyai
beberapa faktor yang harus dipenuhi, yaitu:
Sumber daya alam
Contoh
: Air, Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari, Bahan-bahan tambang mineral, dan
lain-lain.
Sumber daya
manusia.
Sumber
daya manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Tenaga Kerja
Terdidik.
Contoh
: Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung jawab, mengatur dan mengelola
segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
Tenaga Kerja Terlatih.
Contoh
: Tenaga Produksi atau buruh kerja, Security, Driver, dll.
Tenaga Kerja Tidak
Terdidik dan Tidak Terlatih.
Contoh
: Office Boy/Girl ,Buruh Angkut, dll.
Sumber modal.
Modal
adalah sesuatu yang dibutuhkan seorang produsen atau perusahaan produsen untuk
bisa memulai produksi agar menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen, atau untuk menambah dan memperluas produksi agar
dapat memenuhi permintaan konsumen.
Dari kegiatan
produksi ada beberapa tujuan yang akan tercapai yaitu :
Menghasilkan
barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Mendapatkan
keuntungan.
Memaksimalkan
sumber daya yang ada.
Meminimalkan biaya
produksi.
Mengganti barang
yang telah habis atau yang rusak.
Memaksimalkan
hasil produksi.
Mencari tambahan
modal.
Fungsi Produksi.
Fungsi produksi
adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah inputan produksi
yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses
produksi. Secara matematis dapat dinyatakan :
X = f ( A1, A2,
A3,...)
X : output yang
dihasilkan
(A1,A2,A3,...) :
input yang dipakai
c.
Menjelaskan bagaimana mengoptimalkan atau
memaksimalkan produksi.
Tingkat produksi optimal atau Economic
Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan
dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila
besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost)
yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan
memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
d. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan
produksi (set-up cost).
e. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
f. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya
yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin
tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
g. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan
(termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
h. Biaya modal (opportunity cost of capital)
i. Biaya keusangan
j. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi
laporan
k. Biaya asuransi persediaan
l. Biaya pajak persediaan
m. Biaya pencurian, pengrusakan atau
perampokan
n. Biaya penanganan persediaan, dan
sebagainya.
o. Apabila salah satu biaya diatas naik, maka
biaya produksi pun akan naik seperti pada kondisi Indonesia saat ini yang
menghadapi kenaikan BBM, para produsen akan menaikkan harga hasil produksi
mengikuti harga BBM yang bertambah kemudian tidak menutup kemungkinan harga
bahan baku dan biaya-biaya lain dalam proses produksi pun ikut naik seiring
dengan kenaikkan harga BBM sehingga mau tidak mau walaupun produsen sudah
menekan biaya produksi menjadi seminimal mungkin tapi harga hasil produksi pun
harus naik agar tidak terjadi kerugian bagi produsen.
d. Menjelaskan
, menghitung, dan memilih biaya yang paling minimal.
LEAST COST COMBINATION
Least cost combination digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam least cost combination terdapat istilah isoquant dan isocost. Isoquant atau disebut juga isoproduct curve adalah kurva yang menunjukan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 variabel input dengan tingkat output tertentu. Sebagai contoh dalam hal ini variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja dan Modal.
Tabel Kombinasi Tenaga Kerja dan Modal untuk menghasilkan 100, 200, dan 300 unit produk.
Kombinasi
|
Tenaga
Kerja
|
Modal
|
A
|
2
|
16
|
B
|
4
|
11
|
C
|
7
|
7
|
D
|
11
|
3
|
E
|
16
|
1
|
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva isoquant, contoh :
Sementara itu
Isocost atau disebut juga garis ongkos sama adalah kombinasi faktor-faktor
produksi yang dapat diperoleh dengan cara mengeluarkan sejumlah biaya tertentu.
Untuk dapat menggambar grafik isocost ini harus diketahui uang yang tersedia
dan harga masing-masing faktor produksi.
Contoh : Modal tersedia $500, harga Tenaga Kerja $15,- per unit dan modal $8,- per unit.
Contoh : Modal tersedia $500, harga Tenaga Kerja $15,- per unit dan modal $8,- per unit.
Untuk dapat mencapai tingkat produksi optimal dengan biaya minimum bisa menggunakan kurva bersinggungan antara isoquant dan isocost dengan syarat :
disebut
Marginal Rate Of Technical Subsitution (MRTS) yaitu jumlah input (x1) harus
ditambah jika input (x2) dikurangi agar output yang dihasilkan tetap. Syarat
inilah disebut Least Cost Combination.
Contoh dari cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui dengan data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga Tenaga Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200 unit sepatu.
Contoh dari cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui dengan data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga Tenaga Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200 unit sepatu.